Tangerang,Peristiwa 24.–
Rencana kegiatan Go to Campus (GTC) atau Study Tour yang sempat digagas oleh pihak SMAN 2 Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, kini menuai polemik. Kegiatan untuk kelas 11 yang awalnya direncanakan ke Yogyakarta dengan biaya Rp1.900.000, dan untuk kelas 10 ke Banten dengan biaya Rp900.000.
Akhirnya dibatalkan setelah keluarnya Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten yang melarang kegiatan tersebut.Selasa 15/04/2025
Namun, meskipun kegiatan dibatalkan, pihak sekolah tetap melakukan pemotongan dana dari wali murid. Untuk kegiatan ke Yogyakarta, wali murid yang sudah membayar Rp1.900.000 hanya menerima pengembalian dana sebesar Rp1.400.000, dengan pemotongan Rp500.000.
Sementara untuk kegiatan ke Banten, yang biaya awalnya Rp900.000, wali murid hanya menerima kembali Rp500.000, dengan pemotongan Rp400.000.
Lebih mengejutkan lagi, sebuah temuan baru mengungkapkan bahwa wali murid yang tidak ikut kegiatan atau belum pernah menyetor dana diminta untuk membayar uang tambahan sebesar Rp375.000.
Bukti ini diperoleh dari sebuah screenshot yang beredar di grup WhatsApp kelas, yang menunjukkan bahwa wali murid yang belum membayar atau tidak ikut kegiatan diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak travel.
“Dari Awal saya tidak ikut karena memang tidak punya uang, ini kami malah disuruh bayar ganti rugi segala , emang cari duit gampang untuk kebutuhan sehari hari aja sudah pusing sekolah negeri duit melulu” ujar salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Lembaga Swadaya Masyarakat yang memantau praktik pendidikan di Kabupaten Tangerang, mengkritisi masalah ini dan menduga adanya praktik pungutan liar (pungli) serta malanggar Administrasi.
“Jika tidak ada persetujuan formal dan dasar hukum yang jelas, maka potongan atau pungutan tersebut bisa dikategorikan pungli,” ujar Masdon Selaku LSM Simba
Laporan resmi telah disusun dan dikirimkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Inspektorat, hingga Ombudsman RI Perwakilan Banten untuk ditindaklanjuti.
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum memberikan klarifikasi resmi atas temuan tersebut.
Lamba Tamba