Medan, Peristiwa24. id -
Aksi demonstrasi yang dilakukan siswa di sekolah karena tak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di perguruan tinggi juga terjadi di Medan, Sumatera Utara. Ratusan siswa SMK Negeri 10 Medan menuntut hak mereka usai tak bisa ikut SNBP. Berikut fakta-fakta kasus tersebut.
1. Unjuk rasa Siswa di Sekolah
Ratusan siswa SMK Negeri 10 Medan melakukan aksi unjukrasa di gedung sekolah dengan membawa sejumlah spanduk yang berisikan kekesalan mereka terhadap pihak sekolah.
Ratusan siswa itu tak bisa ikut SNBP dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 diduga karena kelalaian sekolah dalam mengisi PDSS.
"140 murid eligible putus harapan SNBP akibat kelalaian oknum," demikian tertulis dalam salah satu spanduk.
Salah seorang siswa yang tidak bisa ikut SNBP, Bernadetha Maria Christy Manalu (17) mengaku hingga hari itu pengisian PDSS tidak selesai dan tidak ada kejelasan dari pihak sekolah.
"Demonya tentang pengisian PDSS kami sama sekali belum tuntas, tapi masalahnya selalu diputar-putar balik oleh pihak sekolah," katanya.
2. Nilai Tak Terbaca di Server
Menurut Bernadetha, SNBP tahun ini menggunakan e-rapor. Namun untuk nilai Praktik Kerja Industri (prakerin) para siswa di semester V tidak terbaca di server.
"Alasannya karena mereka menggunakan jalur e-rapor, nah jalur e-rapor ini kan menggunakan sistem dari Dapodik, sedangkan dari Dapodik semester V kami yang kelas XII itu menggunakan nilai prakerin, nilai prakerin kami tidak bisa dibaca di server," ucapnya.
Pihak sekolah menjelaskan jika mereka masih bisa ikut seleksi. Namun siswa dan orang tua kesal karena tidak ada kejelasan.
"Jadi sekolah menyatakan kami ini tetap bisa, cuma mereka ini memutar balikkan terus, masalahnya diulang-ulang terus sampai sekarang belum ada kejelasan dari pihak sekolah," ujarnya.
3. Pihak Sekolah Minta Maaf
Atas kejadian itu, pihak SMK Negeri 10 Medan menyampaikan permintaan maaf kepada para siswa dan wali murid. Pihak sekolah mengaku ada kelalaian dari staf.
"Untuk SNBP kelalaian itu ada di kami, kami mohon maaf, karena tidak bisa memprediksi waktu, untuk itu saya mewakili sekolah minta maaf," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Negeri 10 Medan, Pehulysa Sagala, Kamis (6/2/2025).
4. Penyebab Siswa Tak Bisa Ikut SNBP
Pehulysa juga menjelaskan alasan siswa tak bisa ikut SNBP. Menurutnya hal itu terjadi karena adanya keterlambatan dalam finalisasi data e-rapor ke sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Sehingga para siswa tidak bisa mendaftar jalur SNBP.
"Kesalahannya sebenarnya terjadi keterlambatan finalisasi terkait data e-rapor kita semester V yang tidak tertarik ke sistem PDSS mengakibatkan anak-anak kita ini tidak bisa mendaftar jalur SNBP, di situ masalahnya sebenarnya," jelasnya.
Pehulysa menyebutkan proses penginputan sudah berjalan panjang mulai dari mengumpulkan data siswa. Namun karena penggunaan e-rapor baru dilakukan tahun ini, pihaknya mengaku ada faktor human error dalam hal ini.
"Kita mengumpulkan data siswa juga, prosesnya kan panjang, ini pasti ada faktor human eror karena kita memang mengupayakan yang terbaik, kita kumpulkan data yang terbaik untuk membuka yang sebesar-besarnya, tapi ada kendala-kendala sistem yang memang di luar dugaan karena memang e-rapor baru tahun ini dibuka," sebutnya.
"Dibuka sejak 6 sampai 31 Januari, ada perpanjangan tapi perpanjangan ini kan ditujukan ke sekolah-sekolah yang datanya sudah lengkap dan tinggal melakukan finalisasi, sementara kalau kita karena ada data yang tidak masuk tadi, nilai rapor tadi tidak tertarik ke PDSS tadi, jadi kita tidak termasuk ke situ karena ada nilai yang kosong," ujarnya.
Pehulysa beralasan jika pihaknya memakai e-rapor karena adanya tambahan kuota sampai 5 persen dari manual. Demi memaksimalkan kesempatan, pihak sekolah kemudian memilih jalur itu.
"Kalau e-rapor kuotanya dia bertambah sebesar 5 persen dari total biasa (manual), jadi niat kita sebetulnya supaya siswa kita ini lebih luas lagi kesempatan," ujarnya.
5. Upaya Sekolah
Pihaknya juga mengaku telah berkoordinasi dengan kementerian terkait permasalahan ini agar para siswa tetap bisa mendaftar SNBP.
"Tapi kita sudah berkali-kali koordinasi, kirimkan email ke pusat, ada beberapa rekan kita ada yang mengalami masalah yang sama dan sampai hari ini masih berproses, masih mengupayakan supaya anak-anak ini bisa mendaftar melalui jalur SNBP," ucapnya.
6. Dinas Pendidikan Buka Suara
Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Sumut) buka suara terkait kejadian ini. Pihak Disdik mengaku kecewa atas kejadian itu dan akan menegur pihak SMK Negeri 10 Medan.
"Tentunya ini kecewa saya melihatnya, karena kalau dari sudut pandang saya, ini kan antisipasi yang kurang," kata Kasi SMK Cabang Disdik Sumut Wilayah 1, Duta Syailendra, Kamis (6/2/2025).
Duta menjelaskan jika memang sistem pendaftaran SNBP baru. Terdapat perbedaan sistem e-rapor yang menggunakan Kurikulum Merdeka, sedangkan pemahaman sekolah soal itu masih kurang dan waktu juga sudah mepet.
"Karena dari awal data itu sudah masukkan, memang kalau kita lihat dari sistem banyak daerah juga yang terjadi, ini sistem baru jadi e-rapor itu dilink-kan dengan eligible untuk data PDSS, sementara PDSS ini pusat, dari sini sekolah mengentrikan data, sistem server pusat, semester V itu kan PKL kalau SMK hampir rata ini memang SMK ini yang kena, karena semester V nya Kurikulum Merdeka kan banyak hal yang tidak sama dengan sistem yang e-rapor itu, PKL semester V sedangkan untuk masukkan nilai itu harus dimasukkan secara manual kalau error dia, karena di orang ini pemahaman tentang itu begitu dapat yang error antisipasi kalau udah mepet tanggal kan gawat itu," ucapnya.
Sumber:Detiksumut