Tanjungbalai/Sumut, Peristiwa24.id - Pengelolaan Area Pelabuhan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai dinilai amburadul dan terkesan sarat dengan korupsi. Banyak kebijakan yang dibuat oleh Manajer PT Pelindo Teluk Nibung Kota Tanjungbalai yang dinilai merugikan masyarakat, khususnya para penumpang yang akan berangkat ke Malaysia.
Pada Senin 3 Februari 2025 Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPC PWRI) Kota Tanjungbalai, Ismed, mengatakan bahwa banyak hal yang merugikan masyarakat, seperti penggunaan Boarding Pass yang dikenakan kepada setiap penumpang sebesar Rp 100.000/orang.
"Jika ada penumpang yang keberangkatannya batal, maka uang boarding pass tersebut dianggap hangus. Hal ini jelas merugikan para penumpang," kata Ismed.
Selain itu, area pelabuhan tersebut juga dijadikan ajang bisnis oleh para pedagang yang berjualan di sekitar area pelabuhan. Mereka diwajibkan membayar bahkan mencapai puluhan juta.
Fasilitas yang ada di area pelabuhan Teluk Nibung tersebut juga terkesan tidak ada perawatan. Kamar mandi yang ada di dalam terminal penumpang dan di luar terminal untuk masyarakat yang mengantar atau menjemput penumpang Fery tidak bisa digunakan atau rusak berat.
"Penerangan di area pelabuhan juga sangat gelap dan butuh penerangan. Akibatnya, sering terjadi perampokan dan terkesan tidak aman," kata Ismed.
Saat sejumlah wartawan ingin melakukan konfirmasi ke kantor PT Pelindo Teluk Nibung Kota Tanjungbalai, tidak ada petugas yang bisa di temui yang ada hanya tenaga honorer. Bahkan, terkesan dihalang-halangi oleh petugas satpam.
(Kaperwil)