Kronologi hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun, yang hingga saat ini belum ditemukan sejak Rabu (18/12/2024).
AKP Tomi Samuel Marbun bergabung dalam operasi pengejaran DPO anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau TPNPB OPM di Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat.
Para DPO ini merupakan anggota KKB/OPM yang membantai 4 pekerja proyek pembangunan Jalan Trans Moskona Barat-Moskona Utara di Teluk Bintuni, Papua Barat, 29 September 2022 lalu.
Dua tahun setelah kejadian itu, Tim Reskrim Polres Teluk Bintuni dibawah pimpinan AKP Tomi Samuel Marbun berhasil menangkap salah satu pelaku bernama Sutiawan Orocomna (SO).
Dari penangkapan anggota KKB/OPM atas nama Sutiawan Orocomna (SO) ini kemudian dilakukan pengembangan dan pengejaran terhadap tersangka lainnya.
Dalam operasi pengejaran tersebut, AKP Tomi Samuel Marbun dikabarkan tergelincir saat tim melintasi sungai di Distrik Moskona Barat Teluk Bintuni.
Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Ongky Isgunawan menyampaikan, saat itu personel gabungan TNI/Polri berhasil menembak mati DPO TPNPB OPM di Teluk Bintuni, atas nama Marthen Aikingging.
Marthen Aikingging salah satu anggota KKB atau TPNPB OPM yang tertembak, dalam kontak senjata di Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Rabu (18/12/2024).
“Jabatan Marthen Aikingging adalah Komandan Batalion Moskona, ia merupakan salah satu DPO pelaku pembunuhan empat orang masyarakat sipil pekerja jalan Trans Bintuni–Maybrat di wilayah Kampung Majnic, Distrik Moskona Barat, yang terjadi pada tanggal 29 September 2022,” kata Ongky dalam keterangan persnya, dikutip Senin (23/12/2024).
Rangkaian Pengejaran Mulai 15 Desember 2024
Kombes Pol Ongky Isgunawan menjelaskan rangkaian kronologi pengejaran DPO KKKB hingga hilangnya AKP Tomi Samuel Marbun setelah terbawa derasnya arus Kali Rawara.
Awalnya, pada tanggal 15 Desember 2024, pasukan TNI/Polri melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap DPO TPNPB OPM.
Titik awal, pasukan TNI/Polri bergerak ke Kampung Argosigemerai SP 5 Teluk Bintuni.
Pada 16 Desember 2034 pasukan tiba di Kali Meyerga.
Selanjutnya tim gabungan berjalan kaki menuju Kali Biru melewati Gunung Meyerga.
Pada tanggal 17 Desember, perjalanan dilanjutkan menuju Kali Cempedak.
Sebagian tim gabungan stand by dan sebagian tim masuk bergerak ke Kampung Meyah Lama.
Kampung Meyah Lama merupakan lokasi pos kelompok KKB atau TPNPB OPM pimpinan DPO Marten Aikinggin.
Pada tanggal 18 Desember 2024 sekitar pukul 06.30 WP, tim melakukan pemantauan wilayah dengan menggunakan alat di sekitar kebun milik Marthen Aikingging.
Keberadaan Marthen Aikingging pun terdeteksi.
Personel gabungan kemudian bergerak menuju kebun di seberang Kali Rawara.
Dalam perjalanan menuju TKP, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun tergelincir dan hanyut terbawa derasnya arus Kali Rawara.
Tim yang belum berhasil menyeberang, langsung melakukan pencarian terhadap AKP Tomi Samuel Marbun.
Sementara tim yang berhasil melewati kali, melanjutkan perjalanan menuju Dusun Sagu, Kampung Meyah Lama.
Sekira pukul 08.00 pagi waktu Papua Barat, terjadi kontak tembak yang mengakibatkan satu orang kelompok KKB/OPM atas nama Marthen Aikingging tewas.
Selanjutnya, (jasad) tersangka (Marthen Aikingging) dievakuasi oleh tim dengan mencoba kembali menyeberangi kali (sungai), namun baru berhasil dievakuasi pada pukul 20.00 WIT malam,” jelas Kombes Pol Ongky Isgunawan.
Adapun barang bukti yang berhasil diamankan dari TKP Kampung Meyah Lama, lokasi kontak senjata antara Tim Gabungan TNI/Polri dengan kelompok TPNPB OPM pimpinan Marthen Aikinggin di antaranya: 1 laptop Avita, 1 HT Dalcom, 1 ponsel pintar Oppo A77, 1 kartu provider Telkomsel, 1 power bank (pengisi daya), 3 senter kepala, 1 busur panah, 3 anak panah, 1 parang, 3 gelang tangan, dan 1 kalung.
Kapolres Pimpin Pencarian Tomi Samuel Marbun
Selanjutnya, Kapolres Bintuni, AKBP Choiruddin langsung memimpin operasi pencarian Kasat Reskrim AKP Tomi Marbun.
Sejak Kamis (19/12/2024) sampai saat ini, Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wachid, bersama personel gabungan TNI/Polri serta Tim SAR, masih melakukan operasi pencarian.
Pencarian menggunakan dua helikopter milik Baharkam Polri, serta helikopter milik Tim SAR.
“Kami akan terus berusaha secara maksimal, sembari meminta doa dari seluruh masyarakat agar AKP Tomi Marbun, seorang pejuang Merah Putih NKRI dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Kapolres AKBP Choiruddin.
Sementara, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abusalam juga menyebut bahwa TNI turut terlibat dalam operasi pengejaran DPO, sekaligus pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Tomi Samuel Marbun.
“Betul sekali, Satgas Yonif 642/Kapuas dan personel Yonif 763/Sanetia Buerama Amor dilibatkan,” katanya.
Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan mengatakan, operasi pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni masih berlangsung setelah dilaporkan hilang sejak 18 Desember 2024.
"Kalau ada info terbaru, kami segera sampaikan," kata Syawaludin.
Kodam Kasuari memastikan untuk terus memantau perkembangan operasi pencarian Tomi.
"Kami akan memonitor perkembangan lewat komandan satgas yang juga sudah berada di lokasi kejadian,"sambung Syawaludin.
Jaringan Damai Papua (JDP) Prihatin
Jaringan Damai Papua (JDP) merasa prihatin atas peristiwa kekerasan berbentuk kontak senjata antara aparat TNI dan Polri dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Berdasarkan informasi yang diterima sumber JDP, kata Juru Bicara JDP Yan Christian Warinussy, telah terjadi kontak senjata di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, pada Rabu (18/12/2024).
Peristiwa itu melibatkan kelompok TPNPB Kodap IV Sorong Raya dengan anggota Kepolisian Resor Teluk Bintuni yang dipimpin Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Tomi Semuel Marbun.
"Kontak senjata itu berlangsung kurang lebih satu jam di dekat wilayah yang berawa dan dekat sungai,"ucap Warinussy.
Menurut sumber JDP, kata Warinussy, sekitar 14 personel Satuan Reskrim Polres Teluk Bintuni berupaya menyelamatkan diri menggunakan perahu fiber menyeberangi sungai saat kontak senjata.
Kata dia, kehadiran personel Satreskrim Polres Teluk Bintuni di wilayah Moskona Barat bermaksud menjemput sejumlah warga yang hendak kembali ke kampungnya masing-masing.
"Ikut dalam rombongan Kasat Reskrim itu ada dua dari tiga orang warga sipil yang pernah menyerahkan diri beberapa bulan lalu," kata Warinussy.
Warinussy menyarankan jajaran TNI dan Polri menggunakan pendekatan persuasif sosiokultural dan sosioantropologis dalam mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Papua Barat.
"Penerapan pola pendekatan tersebut bermaksud mencegah konflik bersenjata yang menimbulkan korban jiwa. Apalagi ini menjelang Natal 2024," kata Yan Christian Warinussy.
Pengakuan KKB/TPNPB OPM
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengaku, bahwa markas TPNPB Batalion Moskona diserang oleh aparat militer Indonesia dan baku tembak terjadi.
Sebi Sambom mengatakan manajemen Markas Pusat Kombas TPNPB telah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap IV Sorong Raya pada Jumat (20/12/2024), sekitar pukul 20.00 WP, bahwa aparat militer Indonesia telah melakukan penyerangan ke Markas TPNPB di Batalion Moskona pada Rabu (18/12/2024).
“Sebelum terjadi penyerangan ke wilayah operasi TPNPB, aparat militer Indonesia telah melakukan penyisiran dari Kampung Meyah menuju ke Markas Moskona, berjalan kaki sekitar 20 kilometer melewati kali, rawa, dan menempuh hutan belantara dari Distrik Moskona Barat,” katanya.
Dalam waktu bersamaan Marten Aikingging selaku Komandan Batalion Moskona sedang melakukan patroli, dan akhirnya terjadi baku tembak antara kedua belah pihak.
“Tepat di rawa-rawa dalam hutan sagu, sementara rentetan tembakan terdengar jelas dari Markas TPNPB, selama kurang lebih satu jam,” ujarnya.
Selama aksi baku tembak tersebut, Mayor Marthen Aikingging berteriak kepada pasukannya untuk melakukan serangan balasan. Dalam serangan balasan tersebut, hingga hari ini dilaporkan tidak ada korban jiwa dari pihak TPNPB. “Sementara Mayor Marthen Aikingging belum diketahui keberadaannya hingga sekarang,” katanya.
Kontak senjata tersebut mengakibatkan sejumlah warga sipil melarikan diri ke hutan di Distrik Moskona, di antaranya terdapat anak-anak, sejumlah perempuan, serta istri Marthen Aikingging. Hingga sekarang keberadaan mereka belum diketahui.
Dalam laporannya terdapat dua agen intelijen aparat militer Indonesia, di antaranya Silas Meyem dan Toni Orocomna yang sedang mengantar aparat militer Indonesia dari Distrik Moskona menuju ke Markas TPNPB.
“Jaringan kami melaporkan bahwa selama aparat militer Indonesia melakukan perjalanan pulang dari hutan belantara bersama dengan dua agen intelijen tersebut, sejumlah aparat militer Indonesia tenggelam di dalam sungai, akibat kejadian tersebut Silas Meyem melarikan diri ke Kampung Majnic yang berada di Distrik Moskona Barat, sementara Toni Orocomna belum diketahui keberadaannya bersama aparat militer lainnya,” kata Sebby Sambom.
Lanjut Sebby Sambom, Pasukan TPNPB Kodap IV Sorong Raya juga melaporkan bahwa sejak Jumat (20/12/2024) pagi, aparat militer Indonesia terus dikirim dan telah memasuki wilayah operasi TPNPB Batalion Moskona. Operasi aparat militer tersebut melalui hutan, rawa, dan udara. Maka saat ini pasukan TPNPB OPM terus siaga satu.
Tanggapan Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan pasukannya akan diterjunkan untuk membantu melakukan pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun.
“Oh iya pasti, nanti kita akan… Nanti mereka pasti ketemu bagaimana nanti (Kodam) membagi turut mencari,” kata Jenderal Maruli Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com Sabtu (21/12/2024).
Ia menjelaskan TNI akan berkolaborasi dengan polisi dalam pencarian terhadap AKP Tomi Marbun. Namun demikian, ia perlu memeriksa rincian kejadian yang menyebabkan hilangnya Tomi Samuel Marbun.
“Itu kan nanti ada di Kodam, ada di Korem. Kita kan belum tahu juga apakah ada kejadiannya, bagaimana kan kita cek lagi,” jelasnya.
“Pasti. Kita enggak mungkin enggak ada kolaborasi. Pasti kita (kolaborasi),”pungkasnya.
Tangis Pilu Sang Ibunda Tomi Samuel Marbun
Tumpal Marbun dan Elfrida Gultom tidak kuasa menahan tangis setelah mengetahui kabar putranya AKP Tomi Samuel Marbun hilang.
Mereka memohon doa dan dukungan dari Presiden Prabowo Subianto untuk mencari putranya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Tomi Samuel Marbun.
Saudara sepupu Tomi Samuel Marbun, Ronald Tampubolon juga tak kuasa menahan tangisnya untuk memohon Presiden Prabowo, Panglima TNI dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan dukungan maksimal mencari Tomi Samuel Marbun.
Calon Wakil Wali Kota Pematangsiantar 2024-2029 ini mengatakan bahwa adek sepupunya itu selama ini begitu berdedikasi pada negara.
Sosok Tomi beberapa kali berhasil melakukan operasi melawan KKB atau OPM di wilayah kerjanya.
"Kami dan orangtuanya sangat terkejut sekali dengan peristiwa ini. Kami sangat bermohon kepada bapak Kapolres, bapak Kapolda, bapak Kapolri, terkhusus Bapak Presiden yang terhormat agar memberikan fasilitas kepada personel yang melakukan pencarian," ucap Ronald Tampubolon.
"Besar harapan kami untuk bapak Presiden kepada bapak Kapolri untuk mendengarkan jeritan ibunya yang saat ini menunggu berita tentang anaknya," sambung Ronald.
Biodata Tomi Marbun
Tomi Samuel Marbun lulusan Akpol Tahun 2017.
Tomi Marbun memiliki seorang istri bernama Riah Ukur Tarigan.
Keduanya menikah pada November 2022 di HKBP Sopogodang, Pematangsiantar.
Pasangan ini baru memiliki seorang balita bernama Nathan Sam Aldetri yang masih berusia 8 bulan.
Tomi Samuel Marbun merupakan putra asal Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Orangtuanya beralamat di Jalan Dalil Tani I, Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Orangtuanya dikenal sebagai pengusaha katering di Kampung Kristen, Kota Siantar.
Tomi Samuel Marbun juga memilik seorang adik anggota Polri, sama-sama lulusan Akpol.
Di Polres Teluk Bintuni, Tomi menjabat sebagai Kasat Reskrim hampir tiga tahun lamanya.
AKP Tomi Samuel Marbun dikenal sebagai sosok yang berprestasi hingga mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Perburuan 11 DPO Pembantaian 4 Pekerja Jalan
Perburuan DPO anggota KKB/OPM ini setelah membantai 4 pekerja proyek pembangunan Jalan Trans Moskona Barat-Moskona Utara di Teluk Bintuni, Papua Barat, 29 September 2022 lalu.
Dua tahun setelah kejadian itu, Tim Reskrim Polres Teluk Bintuni dibawah pimpinan AKP Tomi Samuel Marbun berhasil menangkap salah satu pelaku bernama Sutiawan Orocomna (SO).
Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun sebelumnya mengungkapkan, pembunuhan pekerja Jalan Trans Papua itu diotaki oleh Deni Mos dan Arnol Kocu.
Para pelaku yang melakukan penyerangan mendapat perintah dari keduanya. "Deni Mos dan Arnol Kocu tidak setuju dengan adanya pekerjaan jalan di lokasi tersebut," ujar Tomi Marbun pada Rabu (16/10/204) lalu.
Tomi menyebut, Deni Mos dan Arnol merupakan pimpinan KKB di Papua Barat. Kedua nama itu muncul dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku SO yang ditangkap lebih dulu.
"Deni Mos itu Panglima Kodap IV Sorong Raya, (sedangkan) Arnol Kocu itu Komandan Operasi Perang Kodap IV Sorong Raya,"ungkap Tomi Marbun.
Tomi melanjutkan, pelaku SO sedianya sudah keluar dari anggota KKB setelah aksi penyerangan tersebut. Namun aparat tetap memproses SO karena aksi kejahatannya.
"Salah satu dari mereka bisa keluar, itu hasil negosiasi dan penggalangan yang saya dan tim lakukan dari tahun 2023," tuturnya.
Tomi Marbun mengatakan, ada 11 anggota KKB/OPM lain yang masih dalam pengejaran. Mereka sudah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) yang terlibat langsung dalam penyerangan yang menewaskan 4 pekerja proyek jalan trans Papua tersebut.
Adapun 11 buron atau DPO yang dimaksud, yakni: Martinus Aisnak, Manuel Aimau, Barnabas Muuk, Tom Aimau, Matia Aisasior, Willy Sakof, Manfret Fatem, Marthen Aikingging, Thomas Muuk, Frengy Muuk, dan Habel Orocomma.
"Kita sudah berulang kali melakukan pengejaran, tapi belum berhasil ditangkap. Memang Kami tidak ekspose untuk menghindari agar mereka tidak semakin jauh," jelas Tomi.
Sebelumnya, tim Tomi Marbun berhasil menangkap tersangka Sutiawan Orocomna (SO) di Kampung Mayerga, Kecamatan Moskona Selatan, Teluk Bintuni, pada Sabtu (28/9/2024).
SO pun akan segera diadili setelah penyidik melimpahkan tersangka dan barang bukti ke Kejari Teluk Bintuni pada Senin (14/10/2024).
Atas perbuatannya, SO dijerat Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 atau Pasal 56 ayat 1 KUHP dan Pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP.
Tersangka terancam pidana 20 tahun atau seumur hidup.
"Berdasarkan keterangan SO bahwa perannya hanya ikut serta dalam pembunuhan tersebut. Yang bersangkutan hanya ikut menyerukan suara penyemangat seperti 'u...u...u..'," kata Tomi Marbun dalam keterangannya pada Selasa (15/10/2024).
Tomi Marbun menjelaskan, keterlibatan SO berawal dari ajakan anggota KKB lain bernama Barnabas Muuk yang kini masih buron.
DPO lain, Marthen Aikingging juga terlibat merencanakan penyerangan sehari sebelum kejadian.
"Pada saat itu SO sedang bersama-sama dengan Marthen Aikingging sedang berada di Markas Moskona. Sebelum penyerangan, yang bersangkutan (SO) diberikan senjata rakitan laras pendek oleh Barnabas Muuk," ungkap Tomi Marbun.
Para pelaku kemudian berjalan kaki menuju lokasi kejadian pada Kamis, 29 September 2022. Saat tiba di lokasi, kata Tomi, SO tidak menggunakan senjata api dibawanya.
"Mereka bersama-sama berjalan kaki naik ke atas bukit dekat lokasi penyerangan dan melakukan penyerangan. Berdasarkan keterangan SO, dia tidak menggunakan senjata tersebut," ucap Tomi.
Adapun sebanyak 12 anggota KKB menyerang para pekerja proyek jalan menggunakan senjata api dan senjata tajam. Para pelaku juga membakar alat berat di tempat kejadian perkara (TKP).
"Selain itu, SO bersama rekannya juga melakukan pembakaran alat-alat yang digunakan oleh pekerja jalan tersebut," imbuhnya.
Dari 14 pekerja jalan yang diserang, 4 di antaranya meninggal dunia. Korban tewas ditemukan dalam kondisi mengenaskan di lokasi kejadian.
"Dua di antaranya ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. Keempat korban itu juga mengalami banyak luka bacok akibat sabetan senjata tajam," kata dia.
Keempat koran tewas berasal dari pulau Sulawesi, yaitu: Yafet Jorgen Rompis asal Sulawesi Utara. Sementara tiga lainnya asal Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Sudarmin (46), Abbas Manna (52) dan Armin (43).
Sumber : Tribunnews