Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan rasa gatal, kemerahan, dan iritasi. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja dan sering kali membuat penderitanya merasa tidak nyaman, bahkan terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Meskipun gejala dermatitis bisa bervariasi, penyebabnya sering kali berkaitan dengan faktor lingkungan, alergi, atau iritasi tertentu.
Umumnya, faktor yang memicu dermatitis meliputi kontak dengan bahan iritan, alergi terhadap produk tertentu, dan juga paparan cuaca ekstrem.
Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja yang bisa memicu dermatitis, agar kamu bisa menjadi lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan kulit.
Apa Saja Penyebab Dermatitis?
Dermatitis merupakan kondisi kompleks yang membawa perubahan pada kulit.
Kondisi ini akan membuat kulit kehilangan kelembapan, sehingga membuatnya menjadi kering dan gatal. Semakin sering kamu menggaruk, kulit akan menjadi lebih kering dan semakin gatal.
Dermatitis dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi:
1.Reaksi sistem imun
Salah satu penyebab utama dermatitis adalah reaksi berlebihan dari sistem imun. Biasanya, sistem imun dirancang untuk melindungi tubuh dari ancaman berbahaya seperti bakteri atau virus.
Namun, pada beberapa orang dengan dermatitis atopik, sistem imun menjadi terlalu sensitif dan dapat bereaksi kuat terhadap iritan atau alergen yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, serbuk sari, atau makanan tertentu.
Reaksi ini menyebabkan peradangan pada kulit, yang membuatnya menjadi merah, bengkak, dan gatal. Proses peradangan ini bisa menjadi kronis jika kulit terus-menerus terpapar pemicu.
2.Genetik
Faktor genetik juga memegang peranan penting dalam menyebabkan dermatitis.
Penelitian menunjukkan bahwa jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat dermatitis, asma, atau alergi, kamu lebih mungkin mengalami kondisi ini juga.
Beberapa orang juga memiliki mutasi gen yang memengaruhi produksi protein penting bernama filaggrin.
Protein ini membantu kulit menjaga kelembapan dan berfungsi sebagai pelindung alami.
Ketika kadar filaggrin tidak mencukupi, kulit menjadi lebih rentan terhadap kekeringan dan iritasi, yang bisa memicu dermatitis.
3.Kondisi lingkungan dan cuaca
Lingkungan di sekitar kamu dapat memengaruhi bagaimana kulit bereaksi terhadap berbagai pemicu.
Perubahan dalam lingkungan bisa membuat sistem imun bereaksi dengan cara yang mengganggu lapisan pelindung kulit.
Contohnya seperti paparan polusi udara, perubahan suhu yang ekstrem, dan paparan asap rokok dapat melemahkan fungsi penghalang kulit, sehingga menyebabkan kehilangan kelembapan dan peradangan.
4.Penggunaan produk yang mengandung wewangian.
Produk perawatan kulit, seperti sabun, lotion, dan parfum, sering kali mengandung wewangian untuk memberikan aroma yang menarik.
Namun, bahan kimia yang digunakan untuk menciptakan aroma tersebut bisa menjadi penyebab iritasi pada kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi dermatitis.
Wewangian dapat memicu reaksi alergi atau iritasi, yang menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, atau meradang.
Oleh karena itu, orang yang rentan terhadap dermatitis disarankan menggunakan produk bebas wewangian untuk mengurangi risiko iritasi.
5.Paparan zat-zat kimia
Iritan ini bisa berupa bahan kimia dalam produk pembersih, logam seperti nikel, atau bahkan produk perawatan pribadi seperti parfum dan sabun.
Reaksi ini dapat menyebabkan ruam merah yang gatal atau menyakitkan, tergantung pada tingkat sensitivitas kulit kamu terhadap zat tersebut.
Selain itu, dermatitis juga sering kali muncul bersama kondisi lain yang dapat memperburuk gejala atau memperumit proses penyembuhan.
Misalnya seperti gangguan tidur yang disebabkan oleh rasa gatal yang terus-menerus bisa membuat kamu lelah dan memengaruhi keseimbangan emosional, termasuk memicu stres bahkan depresi.
Sumber : Hallodoc.com