Siswa Madrasah Aliya Negeri ( MAN ) Gagal “Study Tour” Kena Tipu EO Sudah Bayar 2 Juta

Siswa Madrasah Aliya Negeri ( MAN ) Gagal “Study Tour” Kena Tipu EO Sudah Bayar 2 Juta

Sabtu, 10 Juni 2023, Juni 10, 2023
OPEN REKRUTMEN PARALEGAL!

 


BEKASI, Peristiwa24.online - Ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bekasi menelan kekecewaan usai gagal berangkat study tour sekaligus perpisahan ke Yogyakarta. Mereka gagal berangkat lantaran pihak event organizer (EO) Jogja Holiday Centre diduga melakukan penipuan. Padahal, EO bersangkutan sudah menerima uang.

Karena itu, pihak sekolah bersama wali murid melaporkan pemilik Jogja Holiday Centre ke Polsek Bekasi Utara atas dugaan penipuan dan penggelapan. EO itu dituntut pihak sekolah secara perdata.

EO JHC Hotel Bintang 4, wisata Lava Tour, Tubing Klaten, Malioboro, sampai kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM).

Setelah kesepakatan, siswa MAN 1 rencananya berangkat ke Yogyakarta pada 28 Mei 2023. Namun, pihak EO melakukan pembatalan secara sepihak dan menunda keberangkatan menjadi 3 Juni 2023.

"Jadi H-1 pihak EO membatalkan secara sepihak. Waktu itu kami akhirnya panggil pihak EO, kami musyawarah dengan pihak EO alasannya (gagal berangkat pertama) sangat subyektif, menurut kami enggak masuk akal," kata Samsudin saat ditemui di Bekasi Utara, Jumat (9/6/2023). Pada akhirnya, pihak EO meminta waktu sampai 8 Juni 2023, tetapi mereka kembali ingkar janji.
"Mereka meyakinkan pasti berangkat, seluruh persiapan akan dipersiapkan dari 28 Mei sampai 8 Juni, tapi ternyata tanggal 8 juga ingkar janji," kata Samsudin. Siswa telah bayar Rp 2 juta Padahal, kata Samsudin, 288 siswa telah lunas membayar Rp 2 juta sesuai dengan iuran yang ditetapkan bersama EO.
"Ada 288 siswa, untuk biayanya per siswa itu Rp 1,999 juta," ujarnya. Samsudin menuturkan, setiap anak membayar uang iuran itu kepada wali kelas mereka. Kemudian disetor ke EO.

"Masing-masing kelas mengumpulkan iuran gitu ya. Iuran itu memang dipegang oleh wali kelas, kemudian disetor oleh guru yang ditunjuk," katanya.
Menurut keterangan Samsudin, pihak EO telah menerima uang sebesar Rp 474 juta, tetapi tidak kunjung memberangkatkan para siswa. Kondisi 288 siswa SM (43), orangtua salah satu siswa, mengatakan, para siswa langsung menangis ketika mereka mengetahui gagal berangkat. Pasalnya, para siswa telah mempersiapkan segala kebutuhan liburan mereka dari jauh-jauh hari. Terlebih lagi, selama hampir dua tahun pandemi Covid-19, mereka tidak diperbolehkan untuk jalan-jalan.

"(Kondisi anak) ketika gagal berangkat kemarin nangis semuanya, agak sedikit murung karena udah di-prepare (dipersiapkan)," kata SM.

SM menyampaikan harapan dari para orangtua yang ingin pihak sekolah juga turut bertanggung jawab. "Pihak sekolah juga harus bertanggung jawab. Karena EO itu enggak mungkin bisa masuk kucluk-kucluk (tiba-tiba) ke sekolah kalau enggak ada (izin) pihak sekolah," kata dia.

Laporkan ke polisi Dalam laporan ke polisi, pihak sekolah melampirkan bukti untuk memperkuat laporan, termasuk bukti pihak EO telah menerima uang sebesar Rp 474 juta. "Pertama, proposal penawaran dari pihak EO, terus yang kedua, juga kami punya kuitansi uang yang diterima yang sebesar Rp 474 juta sekian," ujar Samsudin.

"Ketiga, surat perjanjian bersama untuk penyelenggaraan study tour ini sama nanti saksi-saksi menyusul," tambahnya.

MAN 1 Kota Bekasi melaporkan pihak EO secara perdata dugaan penipuan serta penggelapan uang. "Saya semalam resmi sudah melaporkan ke Polsek Bekasi Utara terkait dengan dugaan tindak pidana penipuan serta penggelapan," ujar Samsudin. Samsudin mengatakan, mereka akan terus mendampingi proses hukum sampai setiap siswa kembali mendapatkan hak mereka.


Sumber : Kompas.com
























TerPopuler