TANGERANG SELATAN, Peristiwa24.online - Seorang oknum guru olahraga di Tangerang Selatan berinisial GM sampai hati menyetubuhi siswinya sendiri, yakni RW (19) pada November 2022. Akibatnya, RW kini telah hamil enam bulan dan perutnya terus membesar.
Paman korban berinisial S (39) menceritakan, kehamilan RW diketahui pihak keluarga yang melihat hal berbeda pada tubuh korban dan gelagat mencurigakan. "Dia awalnya enggak terbuka. Keluarga merhatiin kok perutnya makin lama makin besar, terus disuruh sekolah malas-malasan," kata S saat ditemui di kediamannya, Jumat (9/6/2023).
"Akhirnya ditanya sama kakak perempuannya. Terus dia (RW) mengakui (sedang hamil) sambil histeris- histeris gitu," ucap S.
Kronologi S mengungkapkan, keponakannya bertemu dengan GM setelah mereka berkenalan pada program renang dari sekolah. Adapun GM merupakan rekan dari guru olahraga di sekolah RW. "Ada program sekolah berenang bersama guru olahraganya, terus datanglah lelaki itu si teman si guru olahraga itu," ucap S.
Belum diketahui maksud kedatangan GM dalam program renang sekolah RW pada saat itu.
Setelah berkenalan, GM dan RW lantas bertukar nomor WhatsApp (WA) hingga mereka terlibat komunikasi secara intens. "(Pelaku) kenalanlah sama semua siswa. Cuma yang di-cover WA-nya hanya si korban. Kemudian berlanjut komunikasi," kata S.
Kemudian, GM lantas memberanikan diri mengajak RW makan sampai akhirnya berujung diajak ke sebuah apartemen di kawasan Tangerang Selatan. "Namanya anak-anak diajak makan kan senang, ditraktir. Kemungkinan RW ada lemahnya dan sampailah kejadian (persetubuhan)," ucap S.
Bukannya bertanggung jawab atas perbuatannya, GM malah sempat memaksa RW untuk mengaborsi kandungannya.
S mengatakan, keponakannya sempat meminta pertanggungjawaban pelaku. Saat itu, RW ditemani sepupunya mendatangi langsung kediaman GM. Akan tetapi, GM justru meminta korban untuk mengugurkan kandungannya sambil menyodorkan uang sebesar Rp 3 juta. "(Korban) minta pertanggungjawaban pelaku. Sejauh mana pertanggungjawabannya. Tapi pas di sana si pelaku malah ngasih uang untuk digugurin aja. Ngasih uangnya Rp 3 juta," ucap S. Beruntungnya, korban menolak untuk menggugurkan kandungannya sehingga pelaku dilaporkan ke Mapolres Tangerang Selatan.
Enggak mau dia (korban untuk aborsi). Mending dilaporin aja," ucap S.
Karena telah dihamili dan tak mendapat pertanggungjawaban pelaku, GM mengalami trauma yang mendalam. Hal itu ditandai dengan kondisi korban yang saat ini lebih sering menangis pada malam hari.
"Ya korban masih trauma. Trauma dengan perlakuan si pelaku juga. Kalau malam sering nangis juga," kata S. S menduga tangisan RW sering pecah pada malam hari lantaran ia menanggung beban berat atas kebejatan MG yang memaksanya untuk berhubungan badan.
Berdasarkan keterangan RW, S mengatakan bahwa GM mengaku belum beristri saat berkenalan dengan korban. Padahal GM sudah berkeluarga. Kebohongan itu terungkap saat S mengunjungi kediaman GM di Perum Nirwana Hill, Gunung Sindur, Jawa Barat. "Yang lucunya gini, (pelaku) ngakunya enggak punya istri. Iya, memang (pelaku) belum terlalu tua. Pas saya ke sana ternyata punya istri," kata S.
Polisi lakukan penyelidikan
Setelah mendapat laporan, Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan menyelidiki kasus yang dialami RW.
Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, Ipda Galih Dwi Nuryanto mengatakan, pihaknya bakal mendalami unsur dugaan aborsi itu sesuai prosedur yang berlaku. Korban melaporkan GM atas dasar dugaan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya. "Kasus tersebut akan diselidiki atau akan ditangani sesuai prosedur," kata Galih dalam sebuah pesan singkat, Jumat.
Galih mengatakan, saat ini status perkara tersebut masih dalam proses penyelidikan, yang sedang ditangani penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tangerang Selatan.
Sumber : Kompas.com